Lutung Kasarung


*Dahulu ada seorang raja yang adil dan bijaksana Prabu Tabu namanya. Beliau memiliki 7(tujuh) putri yaitu si sulung Purbararang yang sudah bertunangan dengan Raden Indrajaya dan si bungsu Purbasari. Pada suatu malam, ketika Prabu Tapa Agung tidur, beliau bermimpi.

Sunan Ambu(dalam mimpi Prabu Tapa): “wahai raja yang baik, janganlah risau, sudah saatnya kamu beristirahat. Tinggalkan istana. Tinggalkan tahta kepada putri bungsumu Purbasari. Laksanakanlah keinginanmu untuk jadi pertapa.”

*Ketika beliau bangun, beliau mengumpulkan ke-7 putrinya dan seluruh anggota istana untuk berkumpul.

Prabu Tapa: “Wahai anggota penghuni istana, dengan ini aku memberitahukan bahwa aku akan turun tahta dan akan aku turunkan kepada putri bungsuku Purbasari,aku percaya dia dapat memimpin kerajaan ini untuk menggantikan aku, aku mengambil keputusan ini berdasarkan petunjuk mimpiku dimana Sunan Ambu menyampaikan petunjuk tersebut.”

Purbasari: “Ayahanda benarkah ayah yakin akan menurunkan tahta itu padaku? Apakah aku sudah pantas mendapatkan gelar itu?”

Prabu Tapa: “Iya anakku, itu berdasarkan petunjuk khayangan,”

Purbararang dan Indra Jaya yang geram mempunyai niat jahat untuk menyingkirkan Purbasari.

Indrajaya: “Mengapa tahta itu turun ke Purbasari dinda?
Purbararang: “Aku pun tidak menyetujuinya,seharusnya itu aku. Kanda maukah kamu menolong aku untuk menyingkirkan Purbasari?”
Indrajaya: “Bagaimana kalau kita membuat ramuan yang membuat Purbasari seperti orang yang dikutuk agar ia dapat di usir dari istana ini?”
Purbararang: “Ide yang bagus kanda,!”(sambil tersenyum jahat)
*Setelah Purbararang berhasil,dan secepatnya ramuan itu disiramkan ke tubuh dan wajahnya Purbasari.
Purbararang: “Ayahanda,tidak pantaskah Purbasari harus memimpin kerajaan ini dengan wajah dan badannya yang hitam,mungkin dia dikutuk,sebaiknya jabatan itu turun tahta kepadaku,dan sebaiknya Purbasari diusir dari sini.”
Purbararang: “Uwak Batara tolong bawalah Purbasari ke hutan,dia tidak pantas berada di instana ini.”
*Sesampai di hutan,Purbasari hanya menangisi kesedihan hatinya, Uwak Batara Lengser membuatkan gubuk yang kuat untuk Purbasari.
Uwak Batara: “Tuan Putri bersabarlah. Jadikanlah pembuangan ini sebagai kesempatan bertapa untuk memohon perlindungan dan kasih sayang para penghuni kahyangan. Janganlah khawatir, Uwak akan sering datang kesini menengok dan mengirim persediaan.”

Purbasari: “Terimakasih,setidaknya nasehatmu dapat mengurangi kesedihanku.”
*Sunan Ambu gelisah karena putranya Guruminda tidak muncul. Maka Sunan Ambu pun meminta para penghuni kahyangan baik pria maupun wanita untuk mencarinya.
Sunan Ambu: “Guruminda, anakku, apakah yang kau sedihkan?Ceritalah kepada Ibu, Ibu sadar, sekarang kau sudah remaja. Usiamu tujuh belas tahun. Adakah bidadari yang menarik hatimu. Katakanlah pada Ibu siapa dia. Nanti Ibu akan memperkenalkanmu kepadanya.”
Guruminda: “Saya tidak ingin diperkenalkan dengan bidadari manapun, kecuali yang secantik Ibunda,”
Sunan Ambu: “Guruminda, gadis yang serupa dengan Ibunda tidak ada di Buana Pada ini. Ia berada di Buana Panca Tengah. Pergilah kamu ke sana. Akan tetapi tidak sebagai Guruminda. Kamu harus menyamar sebagai seekor kera atau lutung.”
Sunan Ambu: “Pergilah anakku, ke Buana Panca Tengah, kasih sayangku akan selalu bersamamu. Kini namamu Lutung Kasarung.”
*Guruminda sangat terkejut dan sedih ketika menyadari bahwa dia sudah menjadi lutung. Ia beranggapan bahwa ia telah dihukum oleh Ibunda Sunan Ambu karena kelancangannya. Ia cuma menunduk.
Sunan Ambu: “Pergilah, Anakku. Gadis, itu menunggu disana dan memerlukan bantuanmu.”

*Ia melompat dari awan kea wan hingga akhirnya tiba di bumi.
*Tersebutlah di kerajaan Pasir Batang, Ratu Purbararang hendak malaksanakan upacara. Dalam upacara itu diperlukan kurban binatang.

Purbararang: “Aki! Tangkaplah seekor hewan untuk dijadikan kurban dalam upacara. Kalau kamu tidak mendapatkannya nanti siang, kamu sendiri jadi gantinya.”

*Aki Panyumpit kian kemari didalam hutan hingga kelelahan. Ia duduk dibawah pohon sambil menangis karena putus asa.

Lutung: “Janganlah menyumpit saya karena saya tidak akan mengganggumu. Saya datang kesini karena melihat kakek bersedih. Mengapa kakek bersedih?”
Aki Panyumpit: “Aku disuruh ratu Purbararang untuk mencari kurban,jika tidak dapat maka akulah sebagai gantinya!”
Lutung: “Kalau begitu bawalah saya ke istana,kakek,”
Aki Panyumpit: “Tetapi kamu akan dijadikan kurban! Saya tidak rela kamu dijadikan kurban”
Lutung: “Tetapi kalau kakek tidak berhasil membawa hewan, kakek sendiri yang akan disembelih sebagai kurban, Oleh karena itu, bawalah saya ke istana. Janganlah khawatir.”
Aki Panyumpit: “Baiklah, kalau begitu”

*Setiba di alun-alun kerajaan, beberapa prajurit memegang dan mengikat Lutung Kasarung. Saat itu segala perlengkapaan upacara sudah disiapkan. Akan tetapi tiba-tiba Lutung Kasarung menggeliat. Tambang yang mengikat tubuhnya satu persatu mulai putus dan kemudian ia pun bebas. . Ia lalu memporak-porandakan perlengkapan upacara.
Purbararang: “Bunuh! Ayo bunuh lutung itu!”(sambil berteriak).
Uwak Batara: “Kemarilah Lutung, janganlah kamu nakal dan menakut-nakuti orang, kamu anak yang baik.”
Purbararang: “Uwak Batara Lengser, singkirkan lutung galak itu kehutan. Tempatkan bersama Purbasari. Kalau sudah jinak, kita kurbankan nanti.”
Uwak Batara: “Marilah kita pergi, lutung. Kamu saya bawa ketempat yang lebih cocok bagimu.”
*Sampai dihutan Uwak Batara Lengser memberitahukan kedatangannya kepada Purbasari.

Uwak Batara: “Itu Putri Purbasari. Ia gadis yang manis dan baik hati. Kamu harus menjaganya.”
Lutung: “Ya, saya akan menjaganya dengan baik.”
Uwak Batara: “Semoga kedatanganmu ke Pasir Batang dikirim Kahyangan untuk kebaikan semua.”

*Ketika malam tiba, Lutung Kasarung berdoa, memohon kepada Ibunda Sunan Ambu.

Lutung: “Ibunda tolonglah anakmu ini, dengarkanlah doaku ini, aku ingin menolong putri yang baik ini, kirimkanlah bala bantuanmu ibunda untukku, aku memohon padamu ibu.”(sambil bertapa).

*Sunan Ambu mendengar doanya dan memerintahkan kepada beberapa orang pujangga dan pohaci agar turun ke bumi untuk membantu Lutung Kasarung.

Lutung: “Tolong buatkan tempat mandi bagi Purbasari dengan pancuran emas dan lantai serta dinding pualam, airnya ditaburkan berbagai bunga-bungaan yang wangi dan disiapkannya pakaian untuk Purbasari yang bahannya dari awan dan warnanya dari pelangi. “
Lutung: “Jamban Salaka dan pakaian yang tersedia di dalamnya adalah hadiah dari Buana Pada bagi Tuan Putri,”(kepada Purbasari)
Purbasari: “Kau sendiri adalah hadiah dari Buana Pada bagiku, Lutung,”
Ketika air itu dibilaskan, hanyutlah boreh dari kulit Purbasari. Kulitnya yang kuning langsat muncul kembali bahkan lebih cemerlang. Selesai mandi, ia mengambil pakaian.
Purbasari: “Lutung lihatlah!. Apakah pakaian ini cocok bagiku?”
Lutung: “Putri Purbasari, engkau seperti kembaran Ibunda Sunan Ambu, hanya jauh lebih muda.”

Purbasari: “Lutung, pantaskah pakaian ini bagiku?”
Lutung: “Para pohaci mencocokkannya bagi tuan putri,”
*Purbararang yang sedang geram kembali karena ada yang mengadukan bahwa hutan telah berubah menjadi taman. Purbararang pun menantang Purbasari dalam pertandingan terbuka.
Purbararang: “Uwak, berangkatlah ke hutan. Sampaikan pada Purbasari bahwa saya menantangnya berlomba membuat depa seluas lima ratus depa dan harus selesai sebelum fajar besok. Kalau tidak dapat menyelesaikannya, atau tidak dapat mendahului saya maka ia akan dihukum pancung.”
Uwak Batara: “Hamba menghadap putri Purbasari, saya ingin menyampaikan pesan putrid Purbararang bahwa putri ditantangnya dalam pertandingan terbuka yang dibuatnya. Putri ditantang berlomba membuat depa seluas lima ratus depa dan harus selesai sebelum fajar besok. Kalau tidak dapat menyelesaikannya, atau tidak dapat mendahului dia maka putri akan dihukum pancung.”
Purbasari (menangis): “Kalau nasib saya harus mati muda, saya rela. Yang menyebabkan saya menangis adalah tindakan kakanda Purbararang. Begitu besarkah kebenciannya kepada saya?”
Lutung Kasarung: “Jangan khawatir Tuan Putri, Khayangan tidak akan melupakan orang yang tidak bersalah.”
*Purbararang tidak menyia-nyiakan waktu,ia memanggil seratus orang prajurit dan memerintahkan agar mereka membuka hutan untuk huma didekat tempat tinggal Purbasari.

Lutung: “Serahkanlah pekerjaan membuat huma itu kepada saya, Tuan Putri,”
Lutung(dalam doanya): “Ibundaku Sunan Ambu utuskanlah beberapa orang pujangga untuk membantuku dalam menyelesaikan membuat huma.”
*Ketika pagi tiba, Purbararang beserta robongannya dating ke hutan.
Uwak Batara: “Gusti Ratu, Inilah huma Putri Purbasari.”
Purbararang(geram): “Baiklah aku mengaku kalah karena humaku didahului Purbasari. Tetapi sekarang saya menantang Purbasari bertanding kecantikan denganku. Kalian yang menilai, Uwak, suruh dia keluar dari rumahnya!”
*Purbararang mengira Purbasari masih hitam kelam. Ternyata Purbasari semakin cantik melebihi Purbararang sampai ada yang berkata bahwa Purbasari mirip sekali dan seakan-akan Sunan Ambu turun ke bumi.
Purbararang: “Apa, tidak mungkin Purbasari sudah cantik kembali, Purbasari, marilah kita bertanding rambut. Siapa yang lebih panjang, dia menang. Lepas sanggulmu!”
Purbasari: “baiklah!”
Purbararang: “Hai orang-orang Pasir Batang, masih ada satu pertandingan yang tidak mungkin dimenangkan oleh Purbasari. Pertandingan apa itu? Coba tebak!”

Purbasari: “Pertandingan apa, Kakanda?”
Purbararang: “Dalam pertandingan ini kalian harus membandingkan siapa di antara calon suami kami yang lebih tampan. Lihat kepada tunangan saya, Indrajaya. Bagaimana pendapat kalian? Tampankah ia? (dengan membentak) “Jawab! Tampankah dia?”
Orang-orang menjawab: , “Tampan, Gusti Ratu!”
Purbararang: “Dengarkanlah, Purbasari. Sekarang kamu tidak bisa lolos. Kita akan bertanding membandingkan ketampanan calon suami. Calon suamiku adalah Indrajaya yang tampan dan gagah itu. Siapakah calon suamimu itu? Siapa lagi calon suamimu kecuali lutung besar itu?”
Purbasari: “Memang seharusnya kamu menjadi calon suamiku, Lutung.”
*Mendengar perkataan Purbasari itu, Lutung Kasarung berubah, kembali ke asalnya sebagai Guruminda yang gagah dan tampan. Semua terheran-heran dan terpesona oleh ketampanan Guruminda.
Guruminda: “Ratu kalian yang sebenarnya, Purbasari, telah mengatakan bahwa saya sudah seharusnya menjadi calon suaminya. Sebagai calon suaminya, saya harus melindungi dan membantunya. Tahtanya telah direbut oleh Purbararang. Sebagai tunangan Purbararang, Anda harus berada di pihaknya, Indrajaya. Oleh karena itu, marilah kita berperang tanding.”
Indrajaya(sambil berlutut): “Maafkanlah aku Guruminda,aku tidak tahu kalau kau sebenarnya adalah anak dari Sunan Ambu yang sedang menyamar sebagai lutung. Kasihanilah aku! Aku tidak ingin melawanmu,karena aku tidak akan sanggup.”


Purbararang(sambil menangis): “Purbasari maafkanlah aku, aku sudah keterlaluan menyakiti kamu.”
*Indrajaya bukannya siap berperang tanding, tetapi malah berlutut dan menyembah kepada Guruminda, mohon ampun dan dikasihani. Purbararang menangis dan minta maaf kepada Purbasari. Purbararang dan Indrajaya dihukum dan dipekerjakan sebagai tukang sapu di taman istana.

Komentar

  1. Salam jumpa, ada award persahabatan untuk anda, silahkan ambil di http://bunga911.blogspot.com/2011/06/bunga-majapahit-award.html
    Thanks.

    BalasHapus

Posting Komentar